Tribratanewspoldasumsel.com - Pada hari Selasa tanggal 07 Maret 2017 sekira pukul 17.30 wib. telah terjadi penyandraan terhadap dua orang karyawan seismik yang sedang melakukan kegiatan pengeboran dan peledakan yang dilakukan oleh sekitar 10 orang warga desa gajah mati kec. Sungai Keruh Kab. Muba Sumatera Selatan yang menolak giat driling seismik 2D esa selingsih di desa gajah mati, kegiatan penyandraan dilakukan oleh warga.

Dikarenakan  saat melakukan driling dan penembakan tanpa seizin pemilik lahan yang meminta ganti rugi sebesar Rp. 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah) sementara pihak seismik pembayaran kompensasi mengacu pada Pergub No 19 tahun 2014 yang mana perlubang di bayar Rp. 50.000 (lima puluh ribu rupiah) kedua karyawan yang di sandera menggunakan parang sempat di sandera di hutan setelah di lakukan negoisasi  kedua sandera di bawa keluar kerumah saudara kandar di dusun II desa gajah mati, dalam negoisasi hadir kades gajah mati An. Aman tubilah, Kapospol tebing beulang, pihak seismik An. Firman dan Mayor Rudy, bainsa Serma Hendy dan warga yang menuntut An. Nasution Kandar, Ono Kandar.

Ratu Kandar, Amri Kandar, Habib Kandar, Jadin Kandar, Jamin Sukri, Bustomi Munir, Sian Jalil, Anas Hulpi, Rustam, Yusman, Ahmadtya, Syarifudin, saleh, ipin mukmin, sarkowi larip dan yus kandar, giat negoisasi berjalan alot karna warga bersih keras meminta ganti rugi Rp. 1,5 juta perlubang sementara perusahaan tetap Rp. 50.000 mengacu Pergub Sumsel, dan warga melarang kru untuk pulang.

Sselanjutnya warga memperbolehkan kru untuk pulang, namun gantinya perusahaan diminta meninggalkan 1 unit mobil Pajero warna putih Nopol BG 1615 IE, dan mobil belum bisa diambil sementara perusahaan belum ganti rugi, dan untuk memperkecil masalah  perusahaan meninggalkan mobil di rumah sdr Kandar dan massa yang berkumpul saat negoisasi lebih kurang 400 orang.

Opr PID Polresta Muba