• 34Âșc, Sunny

KAPOK KALAH TERUS PENGADU IKAN CUPANG MULAI MENANG DAN KETAGIHAN SETELAH BELI BIBIT INI

Nasional
2016-05-05 14:41:56 Dibaca (51)

Sepintas adu ikan cupang atau dikenal dengan nama ikan tempalo ini sepele. Namun tak sedikit yang menggemari adu keganasan ikan kecil ini dengan tak memandang usia, baik anak-anak, remaja hingga dewasa. Namun dibalik keasyikannya, ternyata adu ikan cupang ini tersembunyi permainan judi dengan taruhan mulai dari ratusan ribu hingga belasan juta rupiah atau setara harga satu sepeda motor anyar. Meski demikian, tak sedikit yang larut dalam perjudian ini. Gelanggang 'gladiator' makhluk air yang mungil ini memang tidak mudah ditemukan. Tempatnya tidak banyak diketahui masyarakat. Keberadaannya juga jarang tercium oleh pihak kepolisian. Hanya kalangan tertentu saja yang bisa mengakses gelanggang itu. Gelanggang adu cupang itu ditentukan jika para pemain sudah sepakat soal taruhannya. Gelanggang itu hanya berupa akuarium berukuran 20 x 20 centimeter atau hanya berupa sebuah ember yang memiliki kedalaman air sekitar 15 centimeter. Selain itu tak perlu banyak petaruh atau penonton. Dengan hanya dua orang pun jika sudah sepakat, ajang adu dua makhluk air kecil inipun bisa dimulai. Yang menelusuri lokasi diduga tempat adu ikan cupang ini baik dikawasan Plaju, Kertapati, Perumnas atau Pasar Ikan, ternyata tak mudah ditemukan. Biasanya untuk mendapatkan lawan, pemilik ikan harus saling berkomunikasi dahulu melalui telepon dengan sesama pencinta ikan cupang. Setelah bertemu, penantang dan yang pihak yang ditantang sepakat mengadu ikan cupang dengan taruhan uang yang telah disepakati. Yang mencengangkan, taruhan untuk ikan kecil ini terbilang fantastis, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp. 5 jutaan, bahkan ada yang berani memasang taruhannya hingga belasan juta atau setara harga sepeda motor baru. Namun adu ikan cupang tidaklah sama seperti adu ayam bangkok, yang memakai waktu istirahat (cekok-red) sebanyak dua kali atau tiga kali. Adu ikan cupang ini dimulai saat kedua ikan penantang dan lawan dimasukkan di dalam akuarium lalu diadu tanpa waktu pertarungan yang ditentukan. Pokoknya hingga salah satu dari ikan kalah. Seorang warga Perumnas yang namanya sengaja diinisialkan, UM, 29 thn, mengungkapkan, judi adu ikan cupang ini tak ubahnya seperti judi sabung ayam. Jika ada salah satu dari ikan tersebut yang menyerah atau lari, maka itu kalah. Durasi pertarungan bisa 1 jam, 2 jam, hingga 24 jam, Bahkan terkadang ada ikan sama-sama tak terkalahkan. Jika sudah begini taruhan menjadi batal. Uang dikembalikan ke masing-masing, termasuk penonton yang memasang taruhan, katanya. Ditambahkan UM, arena atau gelanggang adu ikan cupang tak tentu, tergantung penantang. Tak seperti adu ayam Bangkok, gelanggangnya sudah disediakan dan berada di lapangan terbuka. Biasanya yang suka berjudi ikan cupang ini adalah semua orang pencinta adu ikan cupang. Mereka pertama pasti berkomunikasi lewat telepon terlebih dahulu, Setelah sepakat dengan taruhannya, Masalah tempat biasa diatur si penantang. Terkadang ditempatnya (di rumah si penantang-red), dan bisa juga di rumah lawan," beber UM saat ditemui. Jika sudah ditetapkan di rumah siapa akan diadu ikan tersebut, kedua penaruh itu pasti mengadu ikan di dalam rumah. "Biasanya lima orang atau lebih pak yang berjudi ikan ini. Laganya pun dilakukan di dalam rumah atau garasi mobil, jadi memang jarang tercium oleh warga dan polisi, katanya. Besarnya uang taruhan tersebut mulai dari Rp. 500 ribu hingga Rp 5 jutaan, terkandang ada juga taruhan yang lebih besar. Yang taruhan itu penantang, lawan dan penonton. Jika sudah sepakat dengan taruhannya. Uang kedua petaruh akan dipegang oleh salah satu penonton (seperti wasit), ini karena takut ada yang curang. Kecurangan itu terjadi, bila 30 menit ikan sudah diadu ada ikan yang lari (kalah), maka salah satu dari petaruh sering membatalkan taruhannya. Oleh itu uang taruhan dipegang salah satu penonton, ungkapnya.

Bantuan Polisi

Survey

Bagaimana Pelayanan Kepolisian Daerah Sumsel ? ...
Sangat Puas
Puas
     Lihat hasil poling