34Âșc, Sunny
Ketua KNPI Kota Palembang, H Handry Pratama Putra SE menilai, bulan Ramadan dan Idul Fitri mendidik dan menjadikan seseorang untuk menjadi lebih sabar dan pemaaf. Sebab dia tahu, tidak ada manusia yang sempruna dan tak luput dari kesalahan. Maka lebaran akan menjadi momentum yang sangat baik untuk menjalin silaturahmi dan saling memaafkan. Sebagai tokoh pemuda, H Handry menilai 1 Syawal menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu umat muslim sebagai hari kemenangan setelah satu bulan penuh berpuasa. Bagaimana 10 hari pertama, 10 hari kedua, dan 10 hari ketiga adalah tahapan penting untuk menjadi seorang suci, ketika di hari raya, adalah moment untuk saling memaafkan antara sesama. Silaturahim sendiri didalam ajaran Islam sangat dianjurkan. Jadi silaturahim memang memiliki keunggulan yang luar biasa untuk kemaslahatan umat Islam, kata H Tama ,sapaan akrabnya, pada hari Senin tanggal 4 Juli 2016. Secara pribadi alumni Universitas Negeri Sriwijaya (Unsri) ini meminta maaf kepada para pemuda, pengurus dan semua lapisan masyarakat di Palembang. Baginya, lebaran adalah puncak dari perjuangan umat musim, di mana saling memaafkan adalah penghapusan dosa antar sesama, di mana setiap manusia dalam pergaulan sehari-hari tidak sadar membuat kesalahan. Maka lebaran lebih kepada hablumminannas (hubungan antara sesama manua), di mana menjadi momentum saling memaafkan. Meskipun diantara mereka mungkin tidak pernah saling berbuat salah. Artinya setiap saat dimanapun tempatnya kita harus memiliki sifat pemaaf, tidak harus menunggu satu tahun untuk saling bermaaf-maafan. Yah.. hari ini hari Lebaran, sudah menjadi tradisi setiap lebaran untuk saling silaturahim serta bermaaf-maafan, dan tradisi seperti ini juga berlaku pada umumnya masyarakat di Indonesia. Bermaaf-maafan disaat lebaran sepertinya menjadi sesuatu yang lumrah, meskipun mungkin diantara kita tidak pernah saling berbuat salah, ujar Tama sapaannya. Menurut Ketua KNPI Palembang ini, bermaaf-maafan adalah ciri khas dari umat Islam, terlepas apakah dia tidak berbuat salah atau memang berbuat salah. Karena lebih duku meminta maaf sangat dianjurkan dalam Islam. Artinya tidak mesti menunggu satu tahun atau saat lebaran. Tidakkah lebih baik jika jiwa pemaaf bisa menjadi jati diri. Bahkan jika jiwa pemaaf bisa diterapkan dalam keseharian, mungkin tidak akan ada lagi perselisihan. Lihat saja manakala orang menjadi pemarah ketika antrian di loket kereta api diserobot, atau kendaraannya diserempet ketika macet di jalan, bahkan berkelahi hanya karena tersinggung dipelototin orang lewat, sangat memprihatinkan bukan? Mari kita renungkan, bagaimana bisa menjadi orang yang berjiwa pemaaf dalam setiap kesempatan, jelasnya. Menjadi seorang pemaaf memang kadang sulit, apalagi sakit hati itu sudah mengakar sejak lama. Namun Islam mengajar untuk menjadi pemaaf. Karena seseorang yang lebih dulu meminta maaf dan memaafkan menandakan dia berjiwa besar.
Opr PID Bid Humas